Ilmu Sejarah Pertumbuhan,mobilitas,dan persebaran penduduk di berbagai daerah

Berkembangnya sarana transportasi darat dan laut membawa perubahan berarti pada kehidupan rakyat Indonesia dan juga memerintahkan kolonial Belanda. Alat pengangkutan hasil hasil bumi dan tenaga kerja semakin sangat mudah. Kemajuan alat pengangkutan ini memicu pergerakan dan Perpindahan orang dan juga hasil bumi dari satu tempat ke tempat yang lainnya menjadi semakin terwujud. Dari sinilah kemudian timbul sebuah mobilitas sosial. Mulailah terjadi persebaran penduduk yang didorong oleh adanya kebutuhan permintaan akan tenaga kerja di suatu pulau. Penduduk tidak lagi hanya terkonsentrasi di pulau Jawa atau Sumatera saja tetapi sudah mulai menyebar ke berbagai daerah.

1. Mobilitas sosial
Kata mobilitas berapi bergerak dari tempat yang satu ketempat yang lain nya dan kata sosial juga menunjukkan pada masyarakat. Jadi secara sederhana mobilitas sosial dapat diartikan sebagai pergerakan masyarakat atau perpindahan masyarakat dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Mobilitas sosial pernah dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Hal itu terjadi ketika dibukanya perkebunan-perkebunan besar di wilayah Indonesia. Perkembangan perkebunan perkebunan besar yang dibuka di wilayah Indonesia memberikan keuntungan yang sangat besar kepada perusahaan-perusahaan swasta Belanda dan pemerintahan kolonial Belanda. Kekayaan bumi Indonesia berupa hasil-hasil perkebunan dan industri pertambangan mengalir ke negara Belanda sehingga negara Belanda menjadi pusat perdagangan hasil produksi dari tanah jajahan. Tetapi di pihak lain kesejahteraan hidup penduduk pribumi mengalami kemunduran sementara itu pertumbuhan penduduk melampui pertumbuhan jumlah bahan makanan. Bahkan krisis yang dialami pihak perkebunan tahun 1885 telah membawa akibat pada penduduk pemungutan uang sewa tanah serta upah kerja di pabrik dan perkebunan menurun dengan drastis. Hasil usaha-usaha kerja tangan menurun akibat banyaknya barang-barang dari luar negeri yang diimpor. Penghasil pengangkut ke gerobak menurun setelah adanya jalan kereta api. Sementara itu perkebunan perkebunan swasta semakin bertambah banyak baik daerah-daerah Jawa maupun di luar daerah Jawa. Akibatnya timbullah masalah ketenagakerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada perkebunan perkebunan tersebut pemerintah kolonial melakukan mobilitas sosial yaitu dengan mendatangkan para pekerja dari daerah-daerah lainnya ke pusat-pusat perkebunan. Para pekerja itu teh kontrak dalam jangka waktu tertentu dan mereka disebut dengan kuli kontrak. Praktek-praktek sistem kerja kontrak itu telah membawa kehidupan yang lebih buruk bagi para pekerja Ditambah lagi dengan tindakan tindakan pemerasan dan penekanan penekanan yang dilakukan oleh para mandor dan pengusaha tersebut. Kebijakan pemerintah kolonial yang telah banyak membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan itu sangat terasa yaitu dengan meresapnya ekonomi uang dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat perdesaan. Disamping itu berjauh bannya diperkenalkan pada perkebunan berkembang dan perusahaan-perusahaan menyebabkan banyak orang mulai menggantungkan kehidupannya pada upah pekerjaan di perkebunan perkebunan maupun perusahaan-perusahaan. Dampak yang dirasakan adalah masyarakat pedesaan mulai meninggalkan pekerjaannya sebagai petani dan kemudian mencari pekerja pada perusahaan perusahaan ataupun pabrik maupun perkebunan perkebunan sebagai buruh. Dengan demikian lahirlah golongan buruh di lingkungan penduduk Indonesia. Perkembangan itu membawa pertumbuhan dan munculnya kota-kota baru di sekitar perusahaan maupun perkebunan. Ini disebabkan karena adanya mobilitas sosial atau terjadinya perpindahan penduduk dalam usaha untuk mendapatkan pekerjaan maupun membuka usaha sendiri secara kecil-kecilan.

2. Perban demografi dan mobilitas sosial
 pelaksanaan sistem tanam paksa pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan demografi dan proses mobilitas sosial di seluruh wilayah Indonesia. Tanah-tanah yang semula merupakan tanah pertanian rakyat selanjutnya menjadi tanah tanah perkebunan milik pemerintah yang ditanami tanaman yang laku di pasar Eropa. Juga tanda-tanda perkebunan pemerintahan kolonial Belanda dikarang oleh masyarakat pribumi secara paksa. Peralihan kepemilikan tanah dari milik pribumi menjadi milik pemerintah kolonial dan pengusaha swasta asing berdampak luas kepada penduduk pribumi yang sesungguhnya merupakan pemilik sah tanah tersebut.
Pembukaan wilayah Indonesia menjadi tempat penanaman modal swasta asing menjadi gas semakin banyak bermunculan perkebunan-perkebunan besar swasta. Keadaan ini mempengaruhi kondisi demografi dari wilayah Indonesia. Para pengusaha perkebunan tersebut mengusahakan untuk menanam tanaman yang dapat menguntungkan nya. Makan perkebunan-perkebunan itu dijadikan sebagai tempat tujuan untuk bekerja menambah upah. Akibat perkembangan yang pesat pada perkebunan perkebunan tersebut dan terjadi mobilitas sosial. Pada pusat-pusat perkebunan itu muncul kota-kota yang berfungsi sebagai tempat perkembangan perekonomian penduduk.

0 Response to "Ilmu Sejarah Pertumbuhan,mobilitas,dan persebaran penduduk di berbagai daerah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel